JAKARTA, 19 OKTOBER 2023 – Direktur Departemen Komunikasi (Depkom) Bank Indonesia (BI), Fadjar Majardi, mengakui berita yang disampaikan oleh media massa masih dipercaya keakuratannya oleh masyarakat dan sumber berita.
Ini diperkuat, melalui hasil survei Nielsen, yang disebutnya sekira 76 persen informasi yang diberitakan oleh media massa memiliki keakuratan yang benar. Saat ini, katanya komunikasi bukan hanya sarana untuk menyampaikan hasil atau kebijakan semata, tetapi juga menjadi sarana untuk mengelolah ekpetasi masyarakat atas kebijakan yang diambil.
Dia kemudian mengurai, bahwa ada tiga pilar kebijakan yang ditempuh BI saat ini untuk penyampaian informasi, yang pertama adalah pengelolaan ekspetasi pada masyarakat melalui berita yang valid dan terkonfirmasi, tanpa menimbulkan hal miring pada pemahaman masyarakat. Kedua, adalah edukasi. “Seperti edukasi penggunaan Qris pada masyarakat,” ungkapnya pada 20 wartawan, mengikuti Media Gathering Perwakilan (KPw) BI Sulut siang kemarin. Sementara untuk pilar ketiganya adalah, transparansi dan keterbukaan sesuai UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Tidak hanya itu, Majardi juga mengingatkan adanya tantangan yang kini sedang terjadi, yaitu Information overload atau suatu kondisi dimana individu tidak dapat memproses suatu informasi mengakibatkan ketidakefektifan, dan pemberhentian penyebaran informasi. Banyaknya media yang hadir karena digitalisasi membuat ada juga informasi yang disampaikan ke masyarakat belum tentu benar. “Masih ada juga tantangan lainnya yaitu post truth, dimana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran. Ini yang harus sama sama media waspadai, dan masih sering terjadi,” ujarnya sambil menyebut media yang ada saat ini, adalah media yang menjadi partner BI yang mampu memberikan pemahaman dan edukasi kebenaran pada masyarakat.
Kepala KPw BI Sulut, Andry Prasmuko yang didampingi oleh Deputi KPw BI Sulut, Fernado Butarbutar berharap, Media Gathering yang bertemakan “Perkuat Sinergi Tingkatkan komunikasi dan Literasi”, yang digelar di Jakarta hingga besok, mampu menambah wawasan para wartawan ekonomi. (graceywakary)