TAHUNA, 13 OKTOBER 2022 — Robinson Saul, aktivis penolak Tambang Mas Sangihe (TMS), diduga mengalami penganiayaan di dalam Lapas Klas II Tahuna, yang dilakukan oleh oknum petugas berinisial AJ.
Dari informasi kuasa hukum Saul, Frank Kahiking saat mengunjunginya Rabu kemarin (12/10), mengungkapkan klien nya, Saul mengaku bahwa diri telah dianiaya oleh oknum petugas Lapas tersebut, kemudian Robison juga memperlihatkan sisi matanya yang memar akibat tindak penganiayaan yang dialaminya di dalam Lapas. “Saul, menyampaikan tidak ada alasan apapun, dia langsung dipukul sampai mengenai benturan di bagian kepala mengena kloset dan tadi saya datang masih ada memar sisanya,” kata Kahiking.
Dalam sidang Rabu kemarin, tim pengacara terdakwa menuntut pertanggung jawaban Jaksa Penuntut Umum (JPU), untuk mengusut persoalan penyiksaan yang dialami terdakwa Robison Saul dan pengadilan yang menjadi pengawas dalam persoalan tersebut. “Ini, sudah jelas-jelas sangat bertentangan dengan UU No 5 Tahun 1998, Undang-Undang Anti Penyiksaan, kami meminta pertanggung jawaban dari pihak yang menahan terdakwa sampai dengan saat ini,” jelas Kahiking.
Tim kuasa hukum Saul, bersepakat akan membawa persoalan tersebut ke Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas Ham), dan lembaga-lembaga terkait telebih akan melaporkannya ke pihak Kepolisian.
Untuk mengkonfirmasi tindak penganiayaan yang dilakukan oleh oknum petugas Lapas Kelas IIb Tahuna ini, wartawan mencoba menghubungi Kepala Lapas Kelas IIb Tahuna, Suharno. Melalui sambungan telepon siang kemarin, namun dirinya menyatakan dalam keadaan sibuk dan meminta untuk bertemu langsung di lain kesempatan. “Maaf saya sibuk, bisa langsung saja bertemu,” kata dia sembari menutup sambungan telepon.
Seperti yang diketahui, Robison Saul merupakan aktivis penolak TMS yang didakwa membawa senjata tajam (sajam), saat aksi penghadangan alat berat TMS pada 13 Juni 2022 di Kampung Salurang Kabupaten Kepulauan Sangihe.
(Ryansengala)
