Serunya Pelatihan Kesetaraan Gender dan Keselamatan yang Digelar AJI Manado

Wakorwil) AJI Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara, Ronny Adolof Buol, saat memberika materi pada para peserta latihan di hari kedua.

MANADO, 28 AGUSTUS 2022 – Wajah, Anggi Mamonto terlihat terhenyak, saat mendengarkan beberapa hal wajib yang disiapkan seorang jurnalis sebelum melakukan peliputan di lapangan.

 

Bacaan Lainnya

Jurnalis asal Bolaang Mongondouw (Bolmong) ini, pada MANADONES mengaku tidak pernah melakukan langkah langkah mitigasi untuk keselamatan dirinya dan keluarga. Pasalnya selama ini, dirinya belum pernah mendapatkan kekerasan verbal secara langsung.

 

Senada, juga dikatakan Sri Surya, jurnalis asal Kota Manado yang melakukan peliputan jurnalistik di area aparat pertahanan yang bertugas di Sulawesi Utara (Sulut). Walau begitu, Cicis sapaan akrabnya menyebut tidak melakukan pembiaran, adanya aksi kekerasan nonverbal, dan verbal yang ditujukan pada dirinya. “Tapi, jika langkah pengamanan diri saat turun lapangan, saya belum melakukannya 100 persen, kecuali keamanan digital alias kegiatan di media sosial saya selalu saya batasi,” jelasnya, sembari menyebut bersyukur mengikuti kegiatan Pelatihan Kesetaraan Gender dan Keselamatan, selama dua hari di Hotel Gran Puri Manado.

 

Dalam pelatihan, yang merupakan program dari Internasional Federation Journalist (IFJ), bekerjasama NORSK Journalistlag Norwegian Union of Journalist, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan AJI Manado, diikuti oleh 20 jurnalis yang sebelumnya melamar dan mengikuti diseleksi sejak awal Agustus lalu.

 

Para peserta terlibat langsung dalam melakuan persiapan tentang keamanan dan kesetaraan.

Fasilitator pelatihan, sekaligus Ketua Bidang Gender AJI Manado Joice Bukarakombang, mengatakan,   pelatihan ini merupakan tindaklanjut dari dari Training of Trainer (TOT) Gender Equity and Safety di Bali awal Juli lalu. “Pelatihan seperti ini sangat penting mengingat besarnya tantangan jurnalis saat bekerja, terbukti dengan masih banyaknya kasus ancaman dan diskriminasi,” kata Joice.

 

Menurut Joice, kegiatan ini mendapat respon yang positif, semua peserta yang terlibat terlihat antusias, selain itu dia juga mengapresiasi pendaftar yang belum sempat diakomodir karena adanya kuota yang ditentukan.

 

Senada, fasilitator lainnya, Neno Karlina mengatakan, banyak peserta yang berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan. Karena menurutnya, butuh pemahaman dan kesadaran untuk memerangi ketidaksetaraan gender dan diskriminasi yang tidak hanya terjadi di luar tetapi kadang terjadi juga di tempat kerja.

 

Materi keselamatan di lapangan untuk jurnalis yang dibawakan oleh Wakil Koordinator Wilayah (Wakorwil) AJI Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara, Ronny Adolof Buol juga membuka wawasan para peserta tentang rasa aman, dan wajib aman dalam setiap melakukan perencanaan liputan dan saat peliputan. Ini, disebut Buol untuk meminimalisir risiko saat meliput. “Tidak ada berita yang nilainya setara dengan dan seberharga nyawa,” ungkapnya.

 

Alhasil, kegiatan yang resmi ditutup Sabtu sore (27/8) lalu, diharapkan bisa terus digelar. “Kami berharap kegiatan seperti ini, bisa sering dilaksanakan, sehingga akan makin mempertajam kemampuan,” tambah  jurnalis senior Yulia Walandouw bersama Lili Paputungan dan Agung Sugiono. (graceywakary)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *