MANADONES, 12 JULI 2022 – Salah satu atlet terbaik dunia, dan peraih medali emas di Olimpiade, Mo Farah mengakui dirinya adalah anak hasil korban perang di Somalia.
Dirinya, diseludupkan atas persetujuan orang tuanya demi masa depannya. Walau begitu, seperti dikutip MANADONES dari Dailymail melalui wawancara dengan BBC dirinya sebenarnya dijual atau jadi korban trafficking, kala dirinya baru berusia 9 tahun. Dia mengakui jika keadaan Somalia yang berperang dengan kondisi ekonomi morat marit membuat ibunya menyetujui dirinya dibawa keluar Somalia oleh seorang oknum wanita Inggris, yang sebenarnya menjual dirinya sebagai pelayan alias demi keuntungan pribadinya.
Tekad kuatnya, membuatnya berhasil masuk Inggris secara illegal, namun karena keinginannya untuk maju, Mo yang memiliki nama asli Hussein berjuang dengan menggeluti bidang olahraga di cabang atletik.
Tidak butuh lama, trauma dan mengingat dirinya harus mampu keluar dari bayang bayang Somalia, Mo yang telah menjadi yatim karena ayahnya tewas sebelum dia diseludupkan, terus giat berlatih.
Puncaknya, pada Olimpiade London 2012, Mo Farah menjadi salah satu satu atlet Inggris yang berhasil mempersembahkan dua medali emas untuk nomo 5 ribu meter dan 10 ribu meter, dan ini berlanjut dengan emas nomor 10 rbu meter saat Olimpiade Rio de Jenario Brazil.
Ratu Inggris pun menghargai capaian, Mo yang kini berusia 39 tahun dengan memberikan gelar kebangsawanan di tahun 2017, Sir yang merupakan salah satu gelar yang dihormati dikalangan bangsawan Eropa.
Yang merupakan kebanggaan dirinya, saat dia bertemu langsung dengan ibu dan keluarganya didampingi istri dan anak anak. “Pengalaman hidup menjadikan saya kuat, jangan pernah putus asa. Berjuang dan raihlah kemenangan,” katanya. (vero)
