MANADO, 17 MEI 2022 – Politeknik Negeri Manado (Polimdo), kembali bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO), dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, untuk penguatan dan pemahaman para pendidik dan stafnya tentang kesetaraan hak asasi manusia melalui pelatihan yang digelar selama tiga hari.
Adapun kegiatan ini adalah, Pelatihan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (KS) di Lingkungan Perguruan Tinggi Integrasi GEDSI, Peningkatan Kesadaran tentang Pelecehan, Kekerasan, dan Keretanan HIV AIDS, yang difokuskan di lingkungan kampus.
Menurut, Direktur Polimdo Dra Mareyke Alelo MBA, kegiatan hingga tanggal 19 Mei mendatang ini, wajib dimengerti oleh para peserta. “Karena, para peserta saat ini akan menjadi bagian untuk mencegah aksi aksi kekerasan di lingkungan kampus kita. Aksi kekerasan terhadap gender, pada disablitas, kaum minoritas dan masalah pencegahan penularan HIV/AIDS,” ungkap Alelo.
Dia juga menegaskan bahwa walau Polimdo telah memiliki satgas untuk hal hal diatas, namun itu belum lam cukup. “Karena perlu tekad besar agar kampus kita menjadi lebih beda dan bersih dari aksi aksi tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Merilala yang menjadi salah satu dari 24 peserta kegiatan mengungkan, pelatihan ini, makin membawa nya sadar bahwa hal hal yang kadang sepele namun bisa membuat perbedaan yang mencolok dalam lingkungan kampus.
“Kadang, kita tanpa sengaja mengungkapkan hal hal SARA yang dijadikan bahwa candaan saat di lingkungan kerja. Jika ini dibiarkan terus, maka akan berdampak. Dan melalui pelatihan ini, saya makin mengerti perlunya rasa saling menghormati dan menjaga,” sebut staf umum di jurusan Pariwsata ini.
Salahs satu pemateri di kegiatan yang digelar di Quality Hotel Manado, yang merupakan National Project Officer Skills Development ILO di Indonesia, Irfan Afand menerangkan pelatiha ini adalah salah satu kegiatan utam ILO di Indonesia untuk lingkungan kampus merdeka, serta mengimpliemtasikan Peratiran nomo 30 tahun 2021 RI.
“ILO memiliki Konvensi 190 tentang kekerasan ditempat kerja, kekerasan dan pelecehan di tempat kerja. Jadi, konvensi-konvensi ini yang akan masukan dalam pelatihan dalam meningkatkan pelatihan untuk anggota Satgas,” tambahnya. (graceywakary)