JAKARTA, 5 APRIL 2022 — Sebagai salah satu pelaku industri tanah air, yang berkomitmen dalam mendorong pembangunan nasional menjadi lebih baik, PT Pupuk Kalimantan timur (Pupuk Kaltim atau PKT) terus mendorong keterlibatan generasi milenial untuk berkarya di bidang pertanian modern.
Menurut, Senior Excecutive Vice President (SEVP) Komersial PT Pupuk Kaltim, Meizar Effendi dalam siaran pers PKT, dijelaskan bahwa terdapat dua hal yang jadi tantangan di industri pertanian modern, yaitu pertama kurangnya partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian, dan yang kedua dibutuhkannya digitalisasi sektor pertanian yang cenderung masih tradisional.
“Sebagai salah satu pelaku industri, PKT melihat bahwa kedua tantangan ini dapat dijawab melalui pelibatan peranan aktif para milenial di bidang pertanian. Di PKT sendiri juga sudah diterapkan, dimana sebanyak 70% karyawan kami merupakan talenta milenial dan beberapa bahkan diberi kesempatan untuk memegang posisi strategis. Harapannya, dengan diberikannya ruang untuk berinovasi, keberadaan generasi milenial dapat membawa perubahan yang positif,” katanya seperti dikutip MANADONES dalam siaran pers yang dikirim pagi tadi.
PKT, diterangkan nya memiliki upaya mendorong peran milenial dalam sektor pertanian. Salah satunya, melalui pelibatan generasi milenial dalam pembangunan sektor pertanian yang telah menjadi bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian (Renstra Kementan) 2020‒2024. Sebagai salah satu turunan dari rencana tersebut, Kementan juga telah mengadakan program bootcamp bertajuk Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).
Bersama pelaku industri seperti PKT, program bootcamp tersebut diadakan guna mencetak pengusaha tani muda di seluruh Indonesia sebagai upaya regenerasi serta meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertanian. Selain itu, dia juga menerangkan sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi besar untuk memajukan sektor pertanian yang didukung peranan aktif generasi milenial.
Dia menuturkan ada tiga aspek yang akan sangat terbantu oleh peran generasi milenial dalam industri pertanian modern pertama, Pengembangan teknologi pertanian presisi
Sebagai generasi yang melek teknologi, generasi milenial dapat turut serta dalam upaya-upaya pengembangan sistem pertanian presisi berbasis teknologi. Dimana, salah satu contoh dari program pertanian presisi yang dimiliki PKT antara lain adalah sistem PreciPalm (Precision Agriculture
Platform for Oil Palm) sistem berbasis satelit yang dikembangkan bersama dengan tim ilmuwan Indonesia dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan produktivitas hasil pertanian kelapa sawit secara sustainable dalam jangka panjang.
Kedua, Pengembangan teknologi pada mata rantai pertanian, disini PKT memberikan mereka peranan terhadap pengembangan sisi hulu dan hilir pertanian, seperti pengembangan proses penjualan atau memasok produk pangan pertanian melalui e-commerce. Dengan akses terhadap teknologi informasi, generasi milenial memiliki potensi untuk membangun jejaring serta menghubungkan pemasok-petani-pelanggan secara digital, seperti dengan penggunaan platform e-commerce.
Dan yang ketiga adalah Pengembangan pengelolaan Ekonomi Desa Pertanian, yaitu generasi milenial yang memilih untuk tinggal di pedesaan juga dapat berperan serta dalam pengembangan dan manajemen kelembagaan ekonomi petani perdesaan berbasis korporasi, baik itu berbentuk perseroan terbatas, Commanditaire Vennootschap (CV), ataupun koperasi. Di bawah naungan korporasi tingkat desa ini, nantinya petani atau kelompok tani dapat mengakses pengembangan pembiayaan pertanian, penyediaan sarana produksi, penyediaan alat dan mesin pertanian, juga pengembangan bisnis yang lebih menguntungkan para petani.
“Keberadaan talenta-talenta muda milenial, dalam sektor pertanian patut terus didukung, dibina dan difasilitasi, demi menciptakan industri pertanian yang lebih maju dan modern. Tentu dalam prosesnya akan terdapat berbagai tantangan, namun untuk mengatasinya, diperlukan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan talenta muda itu sendiri, guna memaksimalkan potensi dari talenta yang tersedia dan menjaga ketahanan pangan di indonesia,” tutup Meizar. (graceywakary)