MANADO, 09 DESEMBER 2021 – Direktorat Jenderal Pajak (DJP), menjamin kesetaraan hak sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), untuk seluruh masyarakat teman tuli di Indonesia, untuk mengetahui tentang perpajakan nasional.
Untuk itu, pada (6/120 lalu, DJP menggelar melalui edukasi perpajakan dengan tema “Isyarat Cinta untuk Negeri” di Aula Chakti Buddhi Bhakti Kantor Pusat , Jakarta pada teman tuli. “Melalui edukasi perpajakan, setiap kita menjadi tahu hak dan kewajiban perpajakannya. Berbekal pengetahuan yang baik itu, kita bisa menggenapkan peran kita sebagai warga negara untuk terlibat langsung dalam upaya gotong royong membangun dan merawat negeri kita tercinta, Indonesia, melalui pembayaran pajak sesuai ketentuan,” kata Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo, dalam sambutannya, seperti yang dikutip MANADONES dalam rilis yang diterima melalui Humas Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Suluttenggomalut belum lama ini.
Suryo juga mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus membangun perspektif disabilitas dalam kehidupan bermasyakat demi kesetaraan. Dimana, uang pajak, yang dibayarkan digunakan untuk membiayai program pemerintah, termasuk yang khusus untuk penyandang disabilitas. Program tersebut antara lain, beasiswa khusus disabilitas, pembangunan desa inklusi, dan pembangunan ruang publik, fasilitas umum, dan transportasi umum yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Dalam acara yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional ini, hadir secara luring seratus anggota Gerakan untuk Kesejahteraan unarungu Indonesia (GERKATIN) KEPEMUDAAN. Dan, disiarkan secara daring melalui kanal Youtube Ditjen Pajak.
Sebagai sajian utama kegiatan ini, DJP engemasnya dalam bentuk gelar wicara. Gelar wicara tersebut menghadirkan narasumber Dosen Fakultas Desain dan Seni Kreatif sekaligus Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI (KND RI) Dr Rachmita Maun Harahap dan Direktur Komunikasi Handai Tuli Indonesia Surya Sahetapy.
Sementara, presenter nasional, John Martin, bertindak sebagai moderator gelar wicara tersebut. Surya Sahetapy mengungkapkan informasi perpajakan untuk kaum tunarungu di Indonesia masih sedikit, walaupun sudah lebih baik dibandingkan beberapa tahun ke belakang. Di Amerika, informasi perpajakan di situs webnya telah tersedia dalam bahasa isyarat.
Sementara itu, Rachmita yang akrab disapa Mbak Mita mengatakan bahwa masih banyak penyandang disabilitas di Indonesia yang takut karena tidak tahu tentang fungsi pajak ebenarnya, sehingga edukasi seperti dalam kegiatan Isyarat Cinta untuk Negeri ini sangat diapresiasi. (graceywakary)