Politeknik Negeri Manado Gelar Wisuda Tatap Muka Terbatas

Liputan Khusus

MANADO, 30 SEPTEMBER 2021 – Wajah Astrid Kawenas terlihat berseri, saat berdiri menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, tanda proses Sidang Terbuka Senat Politeknik Manado dengan Wisuda Tahun 2021 untuk Program Sarjana Terapa dan Diploma III Tahun Akademik 2020/2021.

Bacaan Lainnya

Wisudawan yang hadir saat menerima tanda kelulusan oleh Gubernur Sulut yang diwakili staf ahlinya.

Astrid, yang telah menyelesaikan seluruh tugas di jurusan Akuntansi, mengaku sangat bersyukur dapat di wisuda hari ini.

Dia menyebut, selama pandemic Covid –19 sejak awal 2020 lalu, kegiatan senat untuk wisuda tidak lagi dilakukan secara tatap muka, melainkan harus online atau daring.

Dia tidak sendiri, karena prosesi sakral tanda lulus kuliah alias wisuda kali ini, diikuti juga oleh 476 mahasiswa dari program sarjana terapan dan diploma III Politeknik Negeri Manado, di Gedung Auditorium Prof Ruddy Tenda Kairagi Manado yang digelar tepat pukul 10.00 Wita, dengan protokol kesehatan Covid –19 yang ketat, mulai dari adanya pemeriksaan suhu tubuh, surat vaksin hingga masker, sebelum mengikuti kegiatan ini

Dari laporan, Wakil Direktur Politeknik Negeri Manado Bidang Akademik, Dr Tinneke Saroinsong SST MEng hingga 17 September 2021, lulusan Politeknik Negeri Manado yang di wisuda sudah mencapai angka 13.449 orang.

Para wisudawan yang hadir dalam sidang pertama dan terbatas.

Prosesi Sidang Terbuka, Senat Politeknik Manado dengan Wisuda Tahun 2021 untuk Program Sarjana Terapan dan Diploma III Tahun Akademik 2020/2021 sendiri berjalan sesuai kuorum, pasalnya dari jumlah anggota senat yang hadir mencapai 23 orang dari total 24 anggota. Pembukaan sidang ini, dilakukan oleh Ketua Senat, Rudolf Esthepanus Golioth Mait ST MT.

Direktur Politeknik Negeri Manado, Dra Maryke Alelo MBA mengaku bangga dan mengapresiasi capaian para wisudawan selama menjalani proses belajar di intitusi yang dipimpinnya, sambil menyebut hari ini adalah hari yang luar biasa.

Alelo pun menyebut, prosesi secara offline ini disebutnya sebagai prestasi, selain nilai spritualitas toga panjang yang digunakan para wisudawan adalah lambang demokrasi.

Direktur Politeknik Negeri Manado, Dra Maryke Alelo MBA saat memberikan sambutannya.

“Artinya semua sama dimata hukum. Toga hitam adalah lambang misteri dalam kehidupan yang hanya bisa dijalani manusia dengan bantuan Yang Kuasa,” katanya.

Topi, lanjutnya adalah lambang otoritas berpikir, dia pun meminta para wisudawan untuk tidak mengandalkan satu prespektif semata, karena hidup bukan hanya satu segi. Tidak ketinggalan makna tali di topi yang digunakan para wisudawan pun di jelaskannya.

“Makna tali, yang dipindahkan dari kiri ke kanan melambangkan jangan hanya gunakan otak kiri, gunakan juga otak kanan agar seimbang melihat sesuatu. Ingat, jadilah orang yang berguna dan berdaya saing dalam pembangunan negara kita,” tambahnya.

Para wisudawan pun berjanji akan memberikan yang terbaik usai mereka kembali ke daerah dan turut berkontribusi dalam pembangunan daerah, seperti janji wisudawan yang dibacakan oleh Brian Lontong. Dari pantauan MANADONES, kegiatan ini berjalan rapi dengan penerapan protokol ketat, dimana para aparat pengamanan dari Polsek Mapanget juga memantau kegiatan wisuda tatap muka inis. (graceywakary)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *