TAHUNA, 24 AGUSTUS 2021 – Belum lama ini, sekitar Rp500 juta dari total Rp1 Miliar dana hibah, untuk pembinaan olahraga di Kabupaten Kepulauan Sangihe resmi dicairkan oleh pemerintah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Sangihe.
Sayangnya, pencairana tahap awal ini langsung mendapat tanggapan miring dari beberapa pembina olahraga termasuk pengurus Ketua komite olahraga nasional Indonesia (KONI) Sangihe. Pasalnya dana hibah ini hanya diperutukkan pada lima cabang olahraga alias cabor , padahal dalam data KONI Sangihe cabor yang aktif dan selalu melakukan pembinaan ada 21 cabor. “Pencairan dana bantuan itu dilaksanakan pada 12 Agustus, dua hari menjelang masa kepengurusan KONI Sangihe berakhir, dan penetapan pada 5 cabor penerima merupakan arahan dari mereka ( dispora-red),” kata Ketua KONI Sangihe, Novilus Tampi, sambil mengaku heran dengan penetapan pencairan dana bantuan ini yang diduga nya sebagai pilih kasih.

Dia kemudian, menambahkan seharusnya dana tersebut harusnya bukan untuk cabor yang belum berprestasi, apalagi cabor seperti sepak takrau yang belum di perlombakan pada porprov sulut sebelumnya. Sementara dalam catatan KONI Sangihe ada 6 cabor lain yang memiliki prestasi gemilang, masing-masing cabang olahraga ( cabor) panjat tebing, pencak silat, tinju, binaraga, taekwondo dan bilyard. Tapi ternyata ke enam cabor ini tidak kecipratan dana tersebut, ” tutur Tampi.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sangihe, Wandu Labesi yang di konfirmasi membantah dengan tegas kalau pihaknya yang menentukan penerima dana ini alias hanya memprioritaskan lima cabor penerima dana hibah ini. “Bukan kami yang menentukan, lima cabor tersebut adalah cabor yang tercatat memenuhi syarat secara administrasi sesuai SOP untuk dapat menerima dana bantuan ini. Hanya 5 cabor ini yang memasukan rincian kebutuhan dana ( proposal) pada kami melalui KONI Sangihe,” kata labesi.
Dia menjelaskan kalau pencairan dana hibah ini di bagi dalam dua tahap. “Jadi pencairan dana ini baru tahap satu sebesar Rp 548,816,000,. dengan alokasi untuk Askab PSSI sangihe Rp300 juta, Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Rp45 juta, PASI Rp30 juta. Sepak takrau Rp20 juta, dan Futsal Rp30 juta,” jelas Labesi. Namun demikian Labesi juga telah mengakui kalau secara administrasi pihaknya telah melangkahi kewenangan, karena yang seharusnya menentukan cabor penerima dana ini adalah pihak KONI Sangihe. (Ryansengala)