CEO Gold Corporation Sebut TMS Akan Hasilkan Jutaan Dolar dan Tak Bertanggungjawab atas Kematian Wabup Helmud

MANADONES, 29 JUNI 2021 – CEO Gold Corporation, pemilik saham terbesar PT Tambang Mas Sangihe (TMS), Terry Filbert sabtu lalu, berhasil diwawancarai secara ekslusif oleh BBC Internasional tentang keterlibatan mereka dalam penambangan di Pulau Sangihe.

Petinggi ini, seperti dikutip dari BBC dan CNN menjawab tudingan yang menyebut perusahannya berpotensi menyebabkan burung endemik punah, merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat, serta merespons kematian Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong, yang disebut janggal. Dia pun menyebut, adanya peran aktor politik dan para penambang ilegal yang membiayai massa untuk mengusir perusahannya dari pulau kecil dan terluar utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina itu. “Di gunung [Sahendaruman] berapi ini tidak ada emas sehingga tidak ada gunanya pergi ke sana. Jadi, tidak akan ada burung yang terdampak,” katanya.

Bacaan Lainnya

Dalam wawancara ini, dia menyebt adanya sekelompok orang yang dikenalnya sebagai sekelompok penambang ilegal telah dibayar banyak untuk menjadikan kegiatan mereka sebagai masalah nasional.

Itu adalah beberapa kutipan wawancara dengan CEO dan Presiden Baru Gold Corporation Terry Filbert dalam wawancara dengan wartawan BBC Raja Eben Lumbanrau, Rebbeca Henschke, dan Astudestra Ajengrastri, via aplikasi Zoom.

Sebelumnya, BBC News Indonesia menerbitkan tulisan yang berjudul “Pertambangan emas Pulau Sangihe: Ancaman hilangnya burung endemik yang bangkit dari 100 tahun ‘kepunahan’”.

Dalam tulisan itu, BBC News Indonesia mengupas rencana pertambangan PT TMS yang dituding berpotensi mengancam burung endemik seriwang sangihe yang sempat dianggap “punah” seabad lalu dan “menenggelamkan” pulau tersebut dalam kerusakan.

Berita itu menyita perhatian publik dan menjadi viral karena selang dua hari ditayangkan, Wabup Helmud Hontong meninggal dunia. Berdasarkan analisis media sosial Drone Emprit, publik pun heboh dan mengaitkan kematian Helmud yang disebut janggal dengan suratnya yang meminta izin TMS dicabut.

Besarnya atensi masyarakat Indonesia dan internasional menyebabkan Baru Gold Corp., mengeklaim rugi jutaan dolar. Pemerintah Indonesia juga kini menyatakan tengah mengevaluasi luas wilayah pertambangan sebesar 42 ribu hektare itu – lebih setengah wilayah Pulau Sangihe.

Walau begitu, dalam wawancara yang juga disiarkan di instagram BBC ini, Terry tampak tak berbeban dan terlihat begitu percaya diri. (graceywakary)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *